Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

28 May 2008

PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN INOVATIF

PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN INOVATIF

Guru yang secara harfiahnya berarti “berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu. Sebagai seorang pengajar hendaknya seorang guru harus memiliki kemampuan pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan juga harus mampu memberikan motivasi kepada anak didiknya untuk terus belajar dan belajar.
Prof. Dr. H. Engkoswara, dalam "Menuju Indonesia Modern" (1999) mengemukakan, guru adalah seorang tenaga pendidik yang bekerja menyampaikan ilmu pengetahuan (kognitif), mengembangkan sikap kepribadian (afektif), serta memberikan bekal keterampilan (psikomotor) kepada peserta didik, dalam ruang lingkup organisasi pendidikan di tingkat sekolah.
Mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik merupakan bagian dari tugas seorang guru. Hal tersebut akan menjadi lebih sempurna jika ditunjang oleh profesionalisme dan tanggung jawab, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju dan di tunjang dengan selalu tidak puas akan ilmu yang ada padanya.
Pendidikan yang sudah carut marut, layaknya benang kusut, Sampai-sampai kita tidak pernah tahu dimana letak ujung pangkal persoalannya, menjadikan dunia pendidikan kita statis bahkan di wilayah tertentu semakin menurun. Hal ini hendaknya di jadikan cambukan bagi kita semua untuk melihat lebih jernih, jujur dan dewasa, untuk terus belajar bagaimana memajukan dunia pendidikan secara bersama-sama, bukan selalu mencari apa yang salah pada dunia pendidikan kita.
Karena itu, di butuhkan kreativitas dari guru dalam mengajar. Kreativitas yang di bangun atas dasar sistem pembelajaran inovatif dalam rangka memotivasi siswa dalam belajar. Makin tingginya kreativitas dalam proses belajar mengajar yang di ciptakan oleh guru maka siswa juga akan semakin cepat menangkap materi yang di sampaikan dan siswa tidak jenuh dalam proses belajarnya.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta (daya cipta) dan kreasi. Meskipun kreativitas dari seseorang itu berbeda-beda, tergantung sejauh mana orang itu mampu menggunakan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi atau karya. Karya tersebut sebagai bahan refleksi bagi manusia sehingga daya kreativitas yang di ciptakan mampu menjadi sebagai media pembelajaran secara terus menerus.
Dalam hal ini, seorang guru juga harus mampu mengoptimalkan daya kreativitasnya. Kreativitas yang berdasarkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap professional, sehingga mampu mengelolah proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Jadi selain sebagai pendidik, seorang guru juga mampu memerankan diri sebagai kreator yang mampu membuat suasana yang berbeda.
Misalnya, kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran dengan menghadirkan metode pengajaran yang dekat dengan aktifitas keseharian siswa. Siswa di ajak langsung bersentuhan dengan obyek di lapangan sehingga siswa mampu memahami langsung arti dari proses belajar-mengajar yang telah disampaikan.
Sebagai contohnya adalah pembelajaran tentang tumbuh-tumbuhan (Mengingat kapasitas penulis adalah sebagai guru biologi). Di dalam buku pasti telah ada pembahasan tentang tumbuh-tumbuhan, akan tetapi di sadari atau tidak, tidak semua murid mengerti atau memahami isi dari buku. Bahkan ada juga yang tidak tahu jenis tumbuhan apa yang ada di depan rumah mereka.
Tetapi pada sisi lain, hampir semua siswa memiliki tumbuh-tumbuhan ataupun tanaman yang ada di depan rumah mereka. Hal ini apabila dikonvergenkan atau digabungkan dengan pelajaran yang ada di buku, maka akan menjadi solusi yang cukup menarik.
Karena itu, seorang guru sebagai kreator harus mampu menyiasati hal tersebut. Misalnya, dengan mengubah pola pikir dikalangan siswa tentang tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Bahwa tumbuhan itu bukan sekedar hiasan rumah saja, akan tetapi juga banyak manfaat dan pembelajaran yang dapat diambil dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman.
Pada awalnya siswa di ajak mengenal beberapa jenis-jenis tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Siswa dan guru sama-sama melihat, mengamati dan memahami apa saja yang ada disekitar tumbuh-tumbuhan atau tanaman, kemudian memotret tumbuhan yang telah di amati. Langkah selanjutnya dari bahan ataupun hasil yang telah di dapatkan di bahas dan diskusikan secara bersama sama.
Respon yang berbeda-beda dari pengamatan yang telah di lakukan, mulai dari morfologi (bentuk) tumbuhan meliputi daun, batang, bunga dan buah, ataupun nama-nama tumbuhan yang telah mereka kenal, akan tetapi jangan risau jika ada berkomentar tentang serangga, burung, pagar, rumah, dll. Karena dengan jawaban-jawaban tersebut siswa tidak hanya dapat materi tentang tumbuh-tumbuhan, akan tetapi juga tentang pengenalan ekologi atau lingkungan alam.
Hal tersebut mengindikasikan, bahwa pembelajaran kreatif dan inovatif, cukup ampuh dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran. Karena siswa akan mendapatkan sesuatu yang baru dan mereka menyukainya, hal ini akan memotivasi siswa untuk terus mempelajari sesuatu yang lain terus-menerus. Ada sinergisitas dalam pemikiran siswa tentang teori dan aplikasi langsung kelapangan.
Kreatifitas sebagai bentuk pembaharuan yang dilakukan dalam sistem pembelajaran yang inovatif untuk memaksimalkan daya belajar siswa. Pembaharuan yang dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran yang meliputi metode mengajar, media pembelajaran, sistem dan alat evaluasi serta nurturant effect lainnya.
Pembaharuan secara terus-menerus dalam pengembangan diri seorang guru, baik secara ketrampilan, pengetahuan, maupun teknologi. Misalnya mampu dan terampil dalam mendayagunakan komputer, internet, berbagai macam model pembelajaran multimedia, dan tentunya mampu dan mau untuk menularkan kemampuan dan ketrampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang.
Karena itu, apa pun bidang studi yang digelutinya dan bagaimanapun pelajaran tersebut disampaikan, maka kreativitas serta aktifitas kita sebagai seorang guru, harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi. Karena pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dimulai dari sesuatu yang dekat dengan keseharian siswa atau aktifitas siswa sehari-hari.
Guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah). Seorang guru juga harus termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan teknologi. Memiliki sikap berciri khas "The Habits for Highly Effective People" dan "Quantum Teaching" serta pendekatan humanis terhadap siswa.(by:fauzi)

No comments:

Post a Comment