Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

10 April 2011

Tebas Garis Tanpa Makna

Seraya waktu yang tak pernah berhenti. Dinamis harga mati kaum intelektual. Keluwesan paradigma dengan ke-Ideologi-an yang jelas dan tegas. Berputar dan berputarlah pada poros.

Matahari simbol energi. Meretas setiap rana dekadensi pada aras muda. Menjelma diakhir putaran, hidup atau mati.

Tebas segala waktu dalam dinamis. Mengenakan sejuta harapan kisah-kisah. Menjadi makna tanpa makna. Dalam garis yang Tertulis.

03 April 2011

Ulat Manusia

Maret 2011 media mulai riuh memberitakan kegelisahan warga Probolinggo. Sebenarnya berita-berita seperti ini dalam rancangan politik adalah pengalihan isue yang sangat menarik, namun saya tidak akan membahas benang merah persoalan politik dan ulat. Meskipun sebenarnya politik dan ulat bagaikan keping recehan mata uang.

Kasus hama ulat adalah miniatur problem timur tengah, yang mana sekutu dengan arogansi politiknya membabi-buta Libya dengan sebuah tujuan keuntungan negara maju atas nama demokrasi. Persoalan yang sama dengan ulat yang dibunuh, dibakar karena telah menguasai ekosistem.

Tidakkah demokrasi atas berpikir dikesampingkan. Manusia melupakan kearifan dalam memperlakukan bumi dan isinya. Ada rantai makanan, ada jaring-jaring makanan, ada ilmuan, dan ada Kesahajaan budaya Nusantara.