Kegelisahan tak ubahnya sebuah penantian. Sama halnya dengan tuntutan demi tuntutan yang berujung pada sebuah paksaan.
Tidak semestinya hal tersebut terjadi. Mencoba berdiri tegak akan selalu terombang-ambing, dan terlentang pun akan buat mati dinamika.
Arus tidaklah penting untuk dilawan. Arus adalah rutinitas, mengikuti namun tidak tergerus. Dan tidak semestinya aku membuat arus sendiri, karena itu bukan kehendakku.
Disaat semua sedang terlelap oleh malam. Hening menjadi kian basah oleh rintik kepalsuan. Refleksi yang akan menuntaskan.
Tidak akan pernah aku menanti, aku hanya bertahan dalam ruang dan dimensi yang sengaja ARUS ciptakan.
No comments:
Post a Comment