Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

17 December 2009

Silahkan saja

Silahkan pemerintahan hancur karena politiknya, namun kreatifitas tidak akan pernah musnah dengan politik.

Silahkan saja Bumi hancur, namun pohon-pohon keadilan akan terus berdiri kokoh.

Silahkan para aktivis berteriak, namun mereka takkan mampu mengalahkan gejolak diam.

Silahkan berbuat apapun yang kalian mau, namun itu takkan mampu mengalahkan perisai hidup yang mulai kokoh.

13 December 2009

Eksploitasi Tanpa Henti

Alam semesta sebagai bahan ajar bagi sebuah pendidikan. Bukan ajang eksploitasi bagi penggembala-penggembala intelektual.

Mengenal ke-Esa-an Tuhan, mencintai keagungan ciptaan-Nya adalah naluriah manusia dalam memperjuangkan rasa syukur yang sedemikian tak terhingga rahmatnya. Selalu berlaku adil dalam memperjuangkan kebenaran.

Eksistensi kelestarian alam merupakan seruan yang harus dikumandangkan. Tentunya dengan pola kreatifitas dan inovasi dari masing-masing individu dalam berkarya.

20 November 2009

Dalam Tekanan Biosfer

Bersahaja dengan senyum kebohongan. Tiap kali berada pada sisi simetris. Terasa mengulang dan berulang tanpa spirit yang seharusnya ada.

Pagi hanya menjadi pesakitan dan enggan menjadi kawan dekat. Mencari masa silam yang tiada waktu untuk berefleksi. berlari dan berlari, sampai waktu tak pernah singgah di kepala.

Kini ada rutinitas yang terbentuk dari lingkaran kelahiran. Menjadi tanggung jawab perih dalam keseharian. Namun, aku harus bertahan... Meski jiwa bukan di tempat ini.

13 November 2009

Kereta Satria Part 2

" Hilang?"
" Dia Menghilang!"

Alam semesta tak terbendung kala amarah lepas dari dasar perut bumi. Menghancurkan segala bentuk peradapan. Meniadakan segala keseimbangan dengan pelampiasan tanpa pandang rona warna-warni kehidupan.

Takluk di atas sajadah. Tangan menengadah ke atas. Memohon ampun pada-Nya.

Satria berdiri dalam bingkai ketidakpastian. Menyesali setiap masa demi masa yang telah berlalu. Menjadi sejarah dalam sebuah masa depan yang bisu. Membuat dirinya terdampar dalam pasir-pasir kenistaan.

Sebuah mimpi dari kereta. Tatkala Satria tersentak oleh berisik pasar tengah kota. Pasar tradisional yang terkikis oleh keberadaan SuperMarket penuh merek. Dalam keberadaannya, pasar ini menjadi simbol perjuangan kaum tirani dalam mempertahankan keutuhan kasih sayang alam semesta. Alam menyediakan semua, dalam merek ke-Esa-an.