Pemuda membangun bangsa dengan darah. Pemuda yang membuat merdeka negeri ini. Pemuda yang menghancurkan penjajah dari Nusantara. Pemuda yang merevolusi dan mereformasi Indonesia.
Tangkup harapan selaras panjang pekik para pemuda. Teriak tajam bunuh korupsi di tangan pemuda. Pemuda tiang negara yang kokoh. Sejarah pernah mencatat kehebatan para pemuda.
Krisis pemuda di depan mata. Kasus Gayus, kasus Nazaruddin mencoreng nama pemuda. Roh pemuda harus kembali fitrah. Merdeka negaraku, merdeka bangsaku, merdeka kaum pemuda.
16 August 2011
12 August 2011
Gerilya
Sudah lama terdiam. Waktu terbuang percuma. Ga ada yang spesial dari tempat persembunyian. Semua serba kehidupan kapitalis, konsumenisme dan materialistik.
Dermaga perang sudah rapuh. Perlahan mulai retak dan hancur. Tapi kau masih terdiam, dan aku mengamini.
Kehidupan alam semesta bukan buat kaum hedonisme saja. Hanya kuasa kehidupan pribadi yang aku temukan. Tiada lagi kawan diskusi dalam persembunyian. Apakah ini waktunya.
Berpikir dan merenung lebih baik dari pada beribadah seribu tahun. Itu kalimat sebuah hadist yang masih dalam perdebatan. Namun, terlepas dari hal tersebut berpikir untuk sebuah tujuan perubahan menuju pencerahan adalah yang perlu dilakukan saat ini. Saat amunisi masih terkumpul dengan tegas dan jujur.
Dermaga perang sudah rapuh. Perlahan mulai retak dan hancur. Tapi kau masih terdiam, dan aku mengamini.
Kehidupan alam semesta bukan buat kaum hedonisme saja. Hanya kuasa kehidupan pribadi yang aku temukan. Tiada lagi kawan diskusi dalam persembunyian. Apakah ini waktunya.
Berpikir dan merenung lebih baik dari pada beribadah seribu tahun. Itu kalimat sebuah hadist yang masih dalam perdebatan. Namun, terlepas dari hal tersebut berpikir untuk sebuah tujuan perubahan menuju pencerahan adalah yang perlu dilakukan saat ini. Saat amunisi masih terkumpul dengan tegas dan jujur.
08 August 2011
Sudut Kota Neraka
Lunglai dalam ketidakpastian. Terhempas jerami terjang tengkulak biadab. Riuh ramai tak terasa, dan hanya sunyi pagi ini.
Suara-suara do'a sebrang jalanan. Mengukir indah dalam sujud. Ku tahbiskan jiwa ini padamu Penguasa Alam. Kota yang tak bersahabat dan aku terhenyak sepi.
Suram sudut alam semesta. Semua bergegas meminta surga. Semua beranjak menjauh neraka. Namun, kenapa cara-cara hitam di bumi masih kau pakai. Lantunan suci hanya kau hafal di mulut saja. Pergerakan statis tanpa aroma kejujuran. Itukah sudut kota yang kau banggakan.
Suara-suara do'a sebrang jalanan. Mengukir indah dalam sujud. Ku tahbiskan jiwa ini padamu Penguasa Alam. Kota yang tak bersahabat dan aku terhenyak sepi.
Suram sudut alam semesta. Semua bergegas meminta surga. Semua beranjak menjauh neraka. Namun, kenapa cara-cara hitam di bumi masih kau pakai. Lantunan suci hanya kau hafal di mulut saja. Pergerakan statis tanpa aroma kejujuran. Itukah sudut kota yang kau banggakan.
06 August 2011
Serdadu Berbuka Puasa
Nuklir kesabaran rengkuh cahaya
Laras panjang pekikkan nada kebenaran
Panah api angkara murka
Hening damai suci
Tahan nafsumu
Teriakkan Allahuakbar
Serdadu nuansa Ramadhan
Berparas putih suci
Melangkah ke Penguasa Alam Semesta
Laras panjang pekikkan nada kebenaran
Panah api angkara murka
Hening damai suci
Tahan nafsumu
Teriakkan Allahuakbar
Serdadu nuansa Ramadhan
Berparas putih suci
Melangkah ke Penguasa Alam Semesta
Subscribe to:
Posts (Atom)