Hidup sudah tak seperti sedia kala. Dahulu adalah ruang kebebasan dalam segala hal. Berekspresi tanpa batas, berjuang tanpa pernah lelah, berjalan di atas pesakitan yang penuh dengan kejujuran.
Keterpaduan menjadi idealisku, bukan lagi arogan atau kebenaran saja. Semua tampak mati, terlihat diam oleh senja yang tak bertuan. hadapi saja kata orang-orang..he..he...
Pendidikan bukan lagi pendidikan, semua pudar oleh kegelisahan yang tak semestinya ditakuti. Berlari bukan jalan. hadapi saja kata orang-orang....he..he...
Semoga hari ini adalah sedia kala, yang tak kenal batas dan menangis, yang berdiri kokoh diatas tebing NUSANTARA.
06 August 2010
30 July 2010
Merah Tanpa Nyala
Kesunyian bagian dari fitrah alam ciptaan-Nya.
Melangkah sejenak untuk Nusantaraku.
Berefleksi hakikat hijaunya nusantaraku.
Beragam rona dan warna dari kilau surga dunia..
Ujung tajam tatap masa depan
Tergelak oleh nyanyian pinggir jalan
Sontak lantunan penjajah nada-nada..
Hijauku menjadi kelam!!
Kami bukan jajahan
dan Kami bukan penjajah
Eksistensi kami tercipta oleh darah
Merah merah merah dan putih...
Melangkah sejenak untuk Nusantaraku.
Berefleksi hakikat hijaunya nusantaraku.
Beragam rona dan warna dari kilau surga dunia..
Ujung tajam tatap masa depan
Tergelak oleh nyanyian pinggir jalan
Sontak lantunan penjajah nada-nada..
Hijauku menjadi kelam!!
Kami bukan jajahan
dan Kami bukan penjajah
Eksistensi kami tercipta oleh darah
Merah merah merah dan putih...
24 July 2010
Sederhana Saja
Mengalir dalam kegelapan, masuk dalam jelaga kehidupan. Ini bukan porosku, ini bukan pintaku, dan ini bukan bagian dari segala bentuk penindasan akan keserasian yang sudah aku bangun sejak sedia kala.
Bukan berarti tanpa sebuah cita dalam keseharian. Bukan berarti tanpa pertempuran dan perlawanan.
Wilayah Konservasi
Secara tidak sadar konservasi telah merasuk dalam sumsum kepalsuan. Angan sebuah keseimbangan hanyalah tatanan kosong tak berarti. Sejak melangkah dalam sosial masyarakat sekitar konservasi, sejak saat itu semua dimulai dengan untaian bintang di langit. Tidak mudah menanamkan "kesederhanaan", semua berada pada lingkungan keserakaan dan berotasi pada titik kehancuran yang dibuat sendiri. Dalam konotasi pertama: masyarakat tidak butuh lagi kesadaran dalam menjaga dirinya dan lingkungan, Pejabat hanya sibuk dengan lantunan nada-nada bualan dan hanya ketimpangan yang dinampakkan bukan lagi nilai-nilai, Kaum Pekerja masyarakat yang menamakan LSM hanya sibuk pada tataran ideaisme mereka tanpa memahami unsur keterpaduan. Semua hanya berotasi pada lingkaran bencana dan akutnya otak "kemunafikan".
Wilayah Pendidikan
Dunia pendidikan "Lebih Ngeri". Yang punya kesempatan belajar hanya bisa bermain, yang tidak punya kesempatan belajar hanya bisa meratap. Penuh konspirasi tanpa lagi kejujuran. Penuh kemunafikan tanpa lagi memperhatikan nilai-nilai pendidikan. Aku yakin para pendahulu negeri ini akan menyesal jika penghuni nusantara hanya berisi dengan logika tanpa hati. Mau dibawa kemana tatanan ini hanya menjadi milik penguasa, kaum yang tidak berkuasa hanya bisa meratap. Dimana keadilan?dimana Kebenaran?dimana kejujuran. jawabnya hanya ada di awan.
Wilayah Semut
Aku merindukan semut. mereka bekerjasama dalam survive, mereka memperjuangkan anugerah yang telah diciptakan. Hewan selain semut, seperti orang utan, lutung, kakaktua hanya menjadi pertarungan bagi manusia. Namun semut bebas dari pertarungan. Mereka hidup dengan "kesederhanaan", memahami kehidupan dari sisi yang sederhana karena bentuknya yang sederhana, dan aku yakin manusia pasti punya "kesederhanaan".
Bukan berarti tanpa sebuah cita dalam keseharian. Bukan berarti tanpa pertempuran dan perlawanan.
Wilayah Konservasi
Secara tidak sadar konservasi telah merasuk dalam sumsum kepalsuan. Angan sebuah keseimbangan hanyalah tatanan kosong tak berarti. Sejak melangkah dalam sosial masyarakat sekitar konservasi, sejak saat itu semua dimulai dengan untaian bintang di langit. Tidak mudah menanamkan "kesederhanaan", semua berada pada lingkungan keserakaan dan berotasi pada titik kehancuran yang dibuat sendiri. Dalam konotasi pertama: masyarakat tidak butuh lagi kesadaran dalam menjaga dirinya dan lingkungan, Pejabat hanya sibuk dengan lantunan nada-nada bualan dan hanya ketimpangan yang dinampakkan bukan lagi nilai-nilai, Kaum Pekerja masyarakat yang menamakan LSM hanya sibuk pada tataran ideaisme mereka tanpa memahami unsur keterpaduan. Semua hanya berotasi pada lingkaran bencana dan akutnya otak "kemunafikan".
Wilayah Pendidikan
Dunia pendidikan "Lebih Ngeri". Yang punya kesempatan belajar hanya bisa bermain, yang tidak punya kesempatan belajar hanya bisa meratap. Penuh konspirasi tanpa lagi kejujuran. Penuh kemunafikan tanpa lagi memperhatikan nilai-nilai pendidikan. Aku yakin para pendahulu negeri ini akan menyesal jika penghuni nusantara hanya berisi dengan logika tanpa hati. Mau dibawa kemana tatanan ini hanya menjadi milik penguasa, kaum yang tidak berkuasa hanya bisa meratap. Dimana keadilan?dimana Kebenaran?dimana kejujuran. jawabnya hanya ada di awan.
Wilayah Semut
Aku merindukan semut. mereka bekerjasama dalam survive, mereka memperjuangkan anugerah yang telah diciptakan. Hewan selain semut, seperti orang utan, lutung, kakaktua hanya menjadi pertarungan bagi manusia. Namun semut bebas dari pertarungan. Mereka hidup dengan "kesederhanaan", memahami kehidupan dari sisi yang sederhana karena bentuknya yang sederhana, dan aku yakin manusia pasti punya "kesederhanaan".
23 July 2010
"Ruang" Ruang Ompong
Aku berpikir inilah tempat bagi harimau, macan dan singa berkumpul membangun eksistensinya. Berada didalam kandang yang kesemuanya siap menerkam yang namanya kebrobokan dan kekuasaan para pemangku kepentingan yang tidak berpihak kepada alam hutan rakyat. Satu persatu mereka mengaum dengan gaun yang elitis, seraya anggota DPR ketika terihat dalam rapat bersama sorotan kamera media massa.
Seminar dan workshop menjadi bagian formalitas bagi tatanan yang menjemukan tatkala hanya berisi taring ompong. Aku dilarang idealis. idealis apa aku juga tidak mengerti. Apakah sebegitu kelakuan pemangku kekuasaan, kerjaannya melarang dan melarang.
Tunjukkan bahwa kita masih muda, kaum bermuda dan bukan kaum ompong. Muda berubah Indonesia Berubah.
Seminar dan workshop menjadi bagian formalitas bagi tatanan yang menjemukan tatkala hanya berisi taring ompong. Aku dilarang idealis. idealis apa aku juga tidak mengerti. Apakah sebegitu kelakuan pemangku kekuasaan, kerjaannya melarang dan melarang.
Tunjukkan bahwa kita masih muda, kaum bermuda dan bukan kaum ompong. Muda berubah Indonesia Berubah.
Subscribe to:
Posts (Atom)