Manusia selalu bisa saja berkelit dari banyak cobaan yang menimpa. Manusia juga sering berkelit dari berbagai kebohongan hanya demi mendapatkan kehormatan dan eksistensi. Banyak hal yang menyebabkan manusia berubah, hal itu tidak terlepas dari dua sisi kehidupan manusia.
Konsistensi adalah bangunan disiplin dan tanggungjawab. Seseorang dikatakan konsisten jika dia mampu mempertangguangjawabkan semua perkataan dan perilakunya.
Seiring dengan perubahan zaman, nilai konsistensi semakin redup dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan. Pilihan yang mendorong setiap manusia berubah. Pilihan yang akan menghadirkan harapan-harapan baru bagi pelantun tembang kehidupan.
Ada sosok-sosok yang memiliki konsistensi yang sangat luar biasa, misalnya Darwin dengan teori evolusinya, Galileo dengan teori yang mengatakan bahwa bumi adalah bulat, Soekarno dengan revolusinya, Baharuddin (pemrakarsa sekolah alternatif Qaryatul Thoyibah) dengan pendidkannya, Iwan fals yang secara lantang menyuarakan semangat perjuangan bagi kaum tertindas.
Namun ada makhluk Tuhan yang sangat konsisten yaitu Syetan yang sangat konsisten mengganggu manusia. Hal tersebut tentu berbeda bila dibandingkan dengan konsistensi yang dilakukan oleh manusia. Manusia lebih cenderung dikatakan makhluk yang inkonsistensi, selalu berubah rubah dalam dimensinya.
Perubahan harus terjadi. Hal tersebut adalah sifat almaiah dari manusia. Namun belajar konsisten untuk kebutuhan sosial, lingkungan dan alam adalah sebuah tujuan pencapaian yang harus dilakukan manusia. Semoga kita semua bisa menjadi makhluk yang bisa belajar konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai yang ada.
No comments:
Post a Comment