Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

27 May 2011

Lintas Perubahan

Menuangkan waktu dalam pijak pe-ubah. Perubahan adalah kepastian, tantangan bukan lagi harap. Bercandu dengan fitrah alam yang senantiasa memberikan segala terapi jiwa.

Langit tak pernah mengeluh, begitupun dengan bumi yang selaras dengan rotasi. Pergerakan sayu apabila sendiri.

Sinar-sinar saat gelap telah beranjak datang. Mengelupaskan persendian ketakutan. Merengkuh keikhlasan apa yang diberikan Pencipta Mahakarya Alam Semesta.

Sejatinya manusia berada pada lintas perubahan. Begitupun dengan aku.

02 May 2011

Deras berbatu

Banyak bicara dalam konsep sungguh memuakkan. Tanpa aksi yang disertai refleksi. Tanpa tanya berbunga fatal korban-korban tak bersalah. Ironi pemikiran yang tak bersahaja.

Kemapanan membuat lupa akan segala sejarah kebesaran organisasi. Menjadi kerdil dalam baju birumu. bukan logo, bukan slogan, bukan omong kosong dan bukan kerapian.

Kritik tajam kau ketakutan. Senang bergerombol tertawa terbahak-bahak. Lintas pemikiran kau abaikan, sepertinya kalian suka dengan korban. Sialan.

Mereka manusia bukan keledai. Mereka sahabatku.

10 April 2011

Tebas Garis Tanpa Makna

Seraya waktu yang tak pernah berhenti. Dinamis harga mati kaum intelektual. Keluwesan paradigma dengan ke-Ideologi-an yang jelas dan tegas. Berputar dan berputarlah pada poros.

Matahari simbol energi. Meretas setiap rana dekadensi pada aras muda. Menjelma diakhir putaran, hidup atau mati.

Tebas segala waktu dalam dinamis. Mengenakan sejuta harapan kisah-kisah. Menjadi makna tanpa makna. Dalam garis yang Tertulis.

03 April 2011

Ulat Manusia

Maret 2011 media mulai riuh memberitakan kegelisahan warga Probolinggo. Sebenarnya berita-berita seperti ini dalam rancangan politik adalah pengalihan isue yang sangat menarik, namun saya tidak akan membahas benang merah persoalan politik dan ulat. Meskipun sebenarnya politik dan ulat bagaikan keping recehan mata uang.

Kasus hama ulat adalah miniatur problem timur tengah, yang mana sekutu dengan arogansi politiknya membabi-buta Libya dengan sebuah tujuan keuntungan negara maju atas nama demokrasi. Persoalan yang sama dengan ulat yang dibunuh, dibakar karena telah menguasai ekosistem.

Tidakkah demokrasi atas berpikir dikesampingkan. Manusia melupakan kearifan dalam memperlakukan bumi dan isinya. Ada rantai makanan, ada jaring-jaring makanan, ada ilmuan, dan ada Kesahajaan budaya Nusantara.