Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

01 August 2011

Telisik Tukang Tinta

Peradaban yang dibangun atas dasar kerakusan sumber daya alam mulai menjadi Dewa-Dewa. Kulit luar terasa penuh aroma takjub, namun dalam kering kerontang. Para sufi termenung dalam ketiadaan serdadu timur tengah yang diberondong kaum barat.

Idealis yang berujung pada fanatisme menjadi jalan para pemuka kebenaran. Tidak ada pikir tajam lagi akan arti kedamaian. Mereka saling serang untuk mendapatkan kepuasan akan kebenaran.

Telisik kebenaran dalam dialektika terasa mentah dan hambar. Kedamaian hanya pada tinta-tinta yang tergores dalam lembar putih kusam.

Dunia dipenuhi jiwa-jiwa kosong. Pemberontak tak jelas hinggap pada jiwa tersebut. Ruang pemikiran hanya semu individualistik. Kapitalis berkuasa dalam sendi setiap insan.

Optimisme. Kerja keras. Toleransi. Tukang tinta akan sangat bahagia dengan semua kearifan manusia yang bergelora dalam jiwa-jiwa yang tenang.

27 July 2011

Satu Waktu Dalam Hidup

Waktu melaju tanpa batas begitu cepat dan tak berulang. Hari yang tak sempurna pasti datang bergelayut dengan keraguan. Tentang esok manusia tidak akan pernah mengetahui.

Sekarang lakukan pergerakan dinamis. Tebus dengan kebenaran. Libas angkara murka dengan kesabaran. Kemudian, temukan kedamaian hakiki. Itu hanya mimpi.

Degradasi lingkungan menawarkan berjuta kehancuran dan sesak dengan jerit tangis. Waktu kita sedikit, namun terasa panjang. Siapkan pedang dan tikam para pemangku eksploitator alam jahannam. Berikan do'a-do'a kebajikan agar manusia bisa hidup lebih lama, lalu tuangkan segelas cinta untuk kedamaian yang telah ada sejak dahulu kala.

Berpacu dalam waktu, dan manfaakan selagi anugerah itu masih melekat pada kehidupan kita.

23 July 2011

Petang Sahaja Bumi

Bukan lagi pemberontak dan bukan dewa arogansi. Tepis kemapanan dengan cara yang berbeda. Meraih waktu yang terus berjalan senada dengan canda dan tawa langit para kebajikan.

Bumi mereka bukan bumi kami. Tawaran kepuasan duniawi bukanlah waktu untuk membangun sahaja. Hujan hilang ditelan angkara ketidakpastian iklim toleransi.

Petang berjibaku kemacetan. Riuh senantiasa membuat waktu terasa indah. Di ujung semua yang ada pasti terdapat ketiadaan. Terdiam kala senja. Roda sudah berhenti berputar.

Sahaja bumi sahaja manusia. Sahaja waktu sahaja bekerja. Sahaja belajar sahaja kesabaran.

17 July 2011

EKOTEOLOGI

Ekoteologi berasal dari kata Ekologi dan Teologi. Ekologi Berasal dari kata Yunani "oikos, habitat" dan "logos, ilmu". Ekologi yang berarti ilmu yang mempelajari antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan, istilah teologi dalam bahasa Yunani adalah "theologia", istilah tersebut berasal dari gabungan dua kata "theos, Allah" dan "logos, logika".  Teologi yang berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama.

Problematika pelik lingkungan hidup dewasa ini membuat arus pemikiran menjadi lebih progresif. Tantangan akan kebutuhan hidup yang lebih layak kian lama menjadi sulit tatkala pemikiran modern lebih mengagungkan material dengan arogansi ekploitasi alam yang sangat besar tanpa memperhitungkan dampak atas keserakahan terhadap anugerah Tuhan yang berupa alam semesta. Ekoteologi menawarkan terobosan baru bagi kearifan lingkungan dengan dasar-dasar sifat ke-Tuhanan yang seyogyanya ada dalam diri manusia. 

Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Lingkungan Hidup KLH sepakat mengembangkan ekoteologi melestarikan dan menjaga ekosistem alam. Kesepakatan itu tertuang dalam MoU yang ditandangani oleh kedua belah pihak dari MUI dilakukan oleh KH Hafizh Utsman dan KLH langsung oleh Menteri Lingkungan hidup Gusti Muhammad Hatta di gedung MUI (www.mui.or.id : 2010).

Bencana tidak serta merta datang tanpa adanya hukum sebab dan akibat.