Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

18 March 2011

Mantan Sahabat

Mendengungkan gejolak arah; aku semakin tak peduli.
Di-ibakan atas nama cinta; aku bosan.
Memandang langit yang terlampau nyenyak saat tertidur.
Tak berarti cantik Bintang dan elok Bulan;
Mereka butuh Matahari.

Do’a bersama lirih suci dirinya;
Menunjukkanku pada binar cahaya.
Disebrang jalanku yang tak tentu;
Dia membelokkan dengan cara yang berbeda.

Sahabat adalah simbol sejati dalam hidup;
Tanpa sahabat, hidup takkan ada artinya.
Sahabat melebihi cinta segala-galanya;
Begitupun datangnya Mantan Sahabat;
Mereka butuh Mantan Sahabat.

Satu pilihan hati. Satu keyakinan dalam melantunkan arah.
Setiap fitrah alam berpasangan

11 March 2011

Retak Bumi

Bergetar dinding sebrang timur
Riak tembus kekuasaan
Menanti waktu reda

Dipesisir terdampar
Pengeran timur menangis
Seraya meratapi terjangan
Amuk yang selaras kekejaman

Satu getar magma
Satu kata dalam bencana
Satu do'a bagi korban

Gelombang Merengkuh Tohoku

Gempa 8,8 skala Richter di pesisir timur laut Jepang. Meluluhlantahkan wilayah Tohuku, tepatnya di daerah utara pulau Honshu. Sekali lagi dunia berkabung.

Stunami yang menghantam negara maju seperti Jepang, mengingatkan kita pada dialektika stunami yang menghujam Indonesia di tahun 2004. Dengan kedahsyatan 9,3 skala Richter disebelah barat Aceh.

Gelombang tinggi menerjang tak pandang bangunan kokoh nan mentereng. Semua akan terlindah oleh gemuruh keangkeran stunami. Seperti kita ketahui bahwa konsumsi ikan di jepang adalah tertinggi di dunia, dan kali ini ikan akan menari bersorak ria diatas kedigdayaan negara Jepang.

Hormati laut dan hargai ciptaan didalamnya dengan seadil-adilnya untuk kemakmuran dunia. Pesan dari Ikan Nusantara.

09 March 2011

Persimpangan Pendidikan

Duhai kelembutan tutur nan bijak: janganlah rentan akan sikap kedisiplinan pembelenggu kreatifitas. Saat romantisme budaya barat menjadi tiang penyangga, maka jadikan lantai budaya kerifan lokal dikepala para anak-anak Indonesia.

Duhai yang dihormati: Tidak bisa hidup tanpa tawa dan gurau, biarkan tawa jadi lumbung peringkat satu dunia dan jadikan gurau sebagai lantunan belajar.

Kekang, jangan kau kekang dengan seragam, jangan kau tikam dengan SPP, jangan kau bungkam dengan aturan pengikat. Biarkan pendidikan mencari jati dirinya. Anak-anak tidak butuh tugas-tugas atau nilai UAN yang bagus, namun butuh harkat dan martabatnya dihargai.

Saling berusaha dan optimal. Mengeluh hanya menjadi kantong sampah pendidikan.