Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

11 March 2011

Retak Bumi

Bergetar dinding sebrang timur
Riak tembus kekuasaan
Menanti waktu reda

Dipesisir terdampar
Pengeran timur menangis
Seraya meratapi terjangan
Amuk yang selaras kekejaman

Satu getar magma
Satu kata dalam bencana
Satu do'a bagi korban

Gelombang Merengkuh Tohoku

Gempa 8,8 skala Richter di pesisir timur laut Jepang. Meluluhlantahkan wilayah Tohuku, tepatnya di daerah utara pulau Honshu. Sekali lagi dunia berkabung.

Stunami yang menghantam negara maju seperti Jepang, mengingatkan kita pada dialektika stunami yang menghujam Indonesia di tahun 2004. Dengan kedahsyatan 9,3 skala Richter disebelah barat Aceh.

Gelombang tinggi menerjang tak pandang bangunan kokoh nan mentereng. Semua akan terlindah oleh gemuruh keangkeran stunami. Seperti kita ketahui bahwa konsumsi ikan di jepang adalah tertinggi di dunia, dan kali ini ikan akan menari bersorak ria diatas kedigdayaan negara Jepang.

Hormati laut dan hargai ciptaan didalamnya dengan seadil-adilnya untuk kemakmuran dunia. Pesan dari Ikan Nusantara.

09 March 2011

Persimpangan Pendidikan

Duhai kelembutan tutur nan bijak: janganlah rentan akan sikap kedisiplinan pembelenggu kreatifitas. Saat romantisme budaya barat menjadi tiang penyangga, maka jadikan lantai budaya kerifan lokal dikepala para anak-anak Indonesia.

Duhai yang dihormati: Tidak bisa hidup tanpa tawa dan gurau, biarkan tawa jadi lumbung peringkat satu dunia dan jadikan gurau sebagai lantunan belajar.

Kekang, jangan kau kekang dengan seragam, jangan kau tikam dengan SPP, jangan kau bungkam dengan aturan pengikat. Biarkan pendidikan mencari jati dirinya. Anak-anak tidak butuh tugas-tugas atau nilai UAN yang bagus, namun butuh harkat dan martabatnya dihargai.

Saling berusaha dan optimal. Mengeluh hanya menjadi kantong sampah pendidikan.

05 March 2011

Alas Tak Ber-alas

kata Alas biasa disebut oleh orang jawa, namun dalam bahasa Indonesia Alas bernama Hutan. Alas bukan Alaska yang dingin dan beranjak mencair akibat pemanasan global.

Kini jarang ditemukan Alas nan rimbun. Berangsur dan bertahap Alas telah menjadi ruang pekat nan gersang. Nama Alas terkikis keangkerannya, karena yang didalam Alas, seperti harimau ikut dimusnahkan.

Bagaimana jika manusia modern dan kapitalis tidak ber-alas, tidur tidak ber-alas, makan tidak ber-alas piring, minum tidak ber-alas gelas, semua itu ada kemungkinannya jika manusia masih terus-terusan menghancurkan Alas.