Sudah waktunya malam berganti sesaat dalam rotasi sumber energi. Waktu berjalan dalam laras do'a. Pertarungan tiap pagi terhenti. Aku bergerak melintasi cahaya.
Lintasan tak pernah bertepi. Lintasan tak pernah bertanya. Manusialah penuh tanya. Tentunya dalam ruang jahiliyah terdalamnya.
Masih ada pergerakan detak mereka. Manusia teriak dijalanan. Membisu dalam ruangan. Tanpa kiblat. Sampai nusantara kau lemahkan.
Begitu banyak kulit asing mengungsi ke negara ini. Menjajah atas nama idealis. Dan lokal hanya diam seperti sedia kala. Hingga pemuda menjadi pemberontak tanpa makna.
Sungguh aku bosan dengan berita dilayar depan tempat dudukku. Mereka benar-benar menindas dengan rapi. Makanan, minuman, harta, dan jabatan sungguh menjadi racun yang indah.
Alam kini tak berkiblat. Angin lusuh. Air gelap. Api redup. Membeku menunggu waktu.
No comments:
Post a Comment