Simbol hijau nan suci, bersikeras dengan kedamaian dinamisasi liberal. Pergolakan Nusantara kini memainkan peranan politis angkuh. Berjibaku dalam rana kuasa dan berkata:"Yang kuasa yang dapat makan". Sebuah slogan bagi serigala berparas monyet.
Bumi sudah tak kuasa menahan amarah sang suci. Satu persatu darah mulai berceceran. Konflik etnis, agama menjadi lumbung para politisi busuk untuk menjadi pahlawan. Kaum intelektual mulai mencari jalan aman, dan membersihkan kotoran yang berlumpur tai anjing.
Indonesia butuh tatanan baru. Butuh kualitas kejujuran. Butuh simbol kebenaran. Dan Indonesia tidak butuh orang pengecut berparas suci.
Sebuah refleksi tentang Nusantara. Menggagas wajah baru, Indonesia yang penuh dengan nilai-nilai tradisi dan kekuatan NKRI.
11 February 2011
Hijau Bumi Nusantara
25 January 2011
Beriak Telaga Sunyi
Embun pada getah nadi memerah
Terasing pada luapan air
Bengalir diantara dedaunan
Bersua kejujuan
Sampaikan salamku pada kebenaran
Telaga hening rumahku
Sunyi tanpa batas
Beriak tatkala bingkai kebohongan membumi
Terasing pada luapan air
Bengalir diantara dedaunan
Bersua kejujuan
Sampaikan salamku pada kebenaran
Telaga hening rumahku
Sunyi tanpa batas
Beriak tatkala bingkai kebohongan membumi
18 January 2011
Batas Putih
Pergolakan nusantara mulai berintrik. Sikut sana sikut sini. Diterpa dihancurkan koruptor. Nusantara bertahankah?
Manusia mulai men-Tuhankan kertas-kertas. Jabatan dan status jadi Surga. Mobil mewah dan pelesir Eropa jadi Tujuan. Harapan rakyat hanya ada dimimpi. Nusantara bertahankah?
Fenomena gila ada dimana-mana. Mulai muncul kebenaran baru dari lubang kemunafikan. Nusantara bertahankah?
Saudara kita sangat mencintai perang. Konflik disengaja, konflik yang penuh senyum durhaka. Sampai ada konsep manajemen konflik. Nusantara Bertahankah?
Gerakan regresif, penuh korelasi tanpa perlakuan atau percobaan tidak ada lagi yang berani. Manusia mencari titik aman, seperti mencari hidup panjang. Sehingga menghalalkan kekayaan atas nama individu, dan yang tertindas dan miskin maa bodoh. Nusantara bertahankah?
Batas putih harus ditegakkan. Bersuaralah dengan lantang akan kebenaran. Perjuangkan sendi-sendi kaum marginal dan kaum tertindas. Berkatalah pada dunia bahwa ini NUSANTARA, negara para dewa Kebaikan.
Manusia mulai men-Tuhankan kertas-kertas. Jabatan dan status jadi Surga. Mobil mewah dan pelesir Eropa jadi Tujuan. Harapan rakyat hanya ada dimimpi. Nusantara bertahankah?
Fenomena gila ada dimana-mana. Mulai muncul kebenaran baru dari lubang kemunafikan. Nusantara bertahankah?
Saudara kita sangat mencintai perang. Konflik disengaja, konflik yang penuh senyum durhaka. Sampai ada konsep manajemen konflik. Nusantara Bertahankah?
Gerakan regresif, penuh korelasi tanpa perlakuan atau percobaan tidak ada lagi yang berani. Manusia mencari titik aman, seperti mencari hidup panjang. Sehingga menghalalkan kekayaan atas nama individu, dan yang tertindas dan miskin maa bodoh. Nusantara bertahankah?
Batas putih harus ditegakkan. Bersuaralah dengan lantang akan kebenaran. Perjuangkan sendi-sendi kaum marginal dan kaum tertindas. Berkatalah pada dunia bahwa ini NUSANTARA, negara para dewa Kebaikan.
Bercita dan Bertujuan
Aku lewati usia Gie. Demam kehidupan yang baru. Menapaki kisah yang penuh terjal tajan. Badai terkikis keikhlasan. Bersamamu keikhlasan aku damai.
Jerah dengan semua masa muda. Lalui perubahan dengan cahaya keyakinan. Halang pasti ada, tapi dengan keyakinan berstrategi risiko aku bisa lalui.
Hidup penuh risiko. Awal manusia lahir hanya ada dua pilihan, hidup atau mati. Begitupun seyogyanya. Bukan takut akan hari esok, tapi pandanglah hari esok adalah hidupmu.
Awal tahun rasa syukur yang begitu dalam, Engkau bukakan semua Tuhan. Aku yang tak mampu, aku yang lemah, aku yang tak berdaya, namun aku pantang menyerah.
Rintik yang melanda bukanlah alasan untuk tetap. Berjalan digelombang arus deras dengan untaian senyum tajam dan doa-doa.
Jerah dengan semua masa muda. Lalui perubahan dengan cahaya keyakinan. Halang pasti ada, tapi dengan keyakinan berstrategi risiko aku bisa lalui.
Hidup penuh risiko. Awal manusia lahir hanya ada dua pilihan, hidup atau mati. Begitupun seyogyanya. Bukan takut akan hari esok, tapi pandanglah hari esok adalah hidupmu.
Awal tahun rasa syukur yang begitu dalam, Engkau bukakan semua Tuhan. Aku yang tak mampu, aku yang lemah, aku yang tak berdaya, namun aku pantang menyerah.
Rintik yang melanda bukanlah alasan untuk tetap. Berjalan digelombang arus deras dengan untaian senyum tajam dan doa-doa.
Subscribe to:
Posts (Atom)