Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

31 January 2010

Komunitas Rajekwesi sebagai Belantara Dimensi Persahabatan

Sabtu, 23 Januari 2010, seusai memberikan stimulus mengenai LKTI dari salah satu peminat ilmu pengetahuan. Dimulai keberangkatan dari Malang, dengan belaian tas yang menemani perjalanan sederhana. Jenuh adalah ucap yang sangat menarik dalam memotivasi rona penglihatan pelangi jalanan, mencoba kembali di habitat awal, belajar dengan bahasa tatap empiris.

Hujan mengguyur saat tiba di kota Anglingdarma. Gerimis tak menghalagi jalan dengan tetesan lembut yang terus saja membasahi lelah tubuh ini. Malam yang selaras dengan kedamaian akan eksistensi perjalanan.

.........

Tiga hari sudah di kota Bojonegoro. Malam adalah warung kopi pinggir jalan, berbahasa, tertawa, berkeluh dan bercita. Berempat dalam lingkar sahabat, mencoba meluangkan diri pada setetes harapan. Berharap pada keadilan dan kesejahteraan sosial, sehingga terlontar komunitas Rajekwesi. Membaca, bersahabat, kepemimpinan dan motivator adalah ide awal dalam pembiusan cita bersama.

.........

Ke-esokan adalah perjalanan, berpetualang dengan motor. Lamongan, Bojonegoro, Ngawi, Magetan, dan Madiun terlewati dalam dua hari.

Jalan brutal Bojonegoro-Ngawi sempat membuat frustasi. Namun, tak ada yang melegakan kala bersua dengan kopi khas Madiun kala malam. Lelah terbayar dengan bahasa sederhana warung kopi, dan terlelap di Raja Air Madiun. Sampai ujung perjalanan ditengah kota Jombang yang sejuk, sambil menikmati kopi dikeramaian mainan anak.

Perjalanan adalah sumber inspirasi, akan ada hal baru dalam menikmati esensi sebuah perjalanan. Mengerti perjalanan akan menyadarkan betapa pentingnya sebuah proses. Perjalananku kini bukan petualangan, Namun berefleksi akan sekitar perjalanan yang terdapat warna-warna indah kehidupan.

No comments:

Post a Comment