Beranjak dari ruang benderang, lalui waktu tanpa batas, meski bersekat...
Merobohkan tanpa menjatuhkan...
Memuliakan tanpa memuji...

17 July 2011

EKOTEOLOGI

Ekoteologi berasal dari kata Ekologi dan Teologi. Ekologi Berasal dari kata Yunani "oikos, habitat" dan "logos, ilmu". Ekologi yang berarti ilmu yang mempelajari antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan, istilah teologi dalam bahasa Yunani adalah "theologia", istilah tersebut berasal dari gabungan dua kata "theos, Allah" dan "logos, logika".  Teologi yang berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama.

Problematika pelik lingkungan hidup dewasa ini membuat arus pemikiran menjadi lebih progresif. Tantangan akan kebutuhan hidup yang lebih layak kian lama menjadi sulit tatkala pemikiran modern lebih mengagungkan material dengan arogansi ekploitasi alam yang sangat besar tanpa memperhitungkan dampak atas keserakahan terhadap anugerah Tuhan yang berupa alam semesta. Ekoteologi menawarkan terobosan baru bagi kearifan lingkungan dengan dasar-dasar sifat ke-Tuhanan yang seyogyanya ada dalam diri manusia. 

Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Lingkungan Hidup KLH sepakat mengembangkan ekoteologi melestarikan dan menjaga ekosistem alam. Kesepakatan itu tertuang dalam MoU yang ditandangani oleh kedua belah pihak dari MUI dilakukan oleh KH Hafizh Utsman dan KLH langsung oleh Menteri Lingkungan hidup Gusti Muhammad Hatta di gedung MUI (www.mui.or.id : 2010).

Bencana tidak serta merta datang tanpa adanya hukum sebab dan akibat.  




11 July 2011

Dua Profesor Dua Doktor

Gedung E.4, 11 Juli 2011. Pagi selaras embun ujung kota Malang. Menapaki waktu yang berjalan sangat cepat. Hari yang harus berlalu, dan berjalan atas sebuah janji.

09:12 Waktu Indonesia Barat dalam kerangka ruang pemikiran. Dua Profesor Dua Doktor bersanding tajam nan harmonis, sejenak canda intelektual menghampiri ruang serius. Pertempuran arus pemikiran yang indegenius serangkai dengan cahaya pondok pesantren.

11:15 Waktu Brawijaya. Usai dan menunggu coretan dengan debar. Berjawab retorika yang memuaskan dengan ending yang sangat berarti. Ada harapan, ada rasa puas, ada semangat, dan ada rasa syukur. Alhamdulilllah telah terlewati.



09 July 2011

"Usir Mereka"

Al-Furqon 7 Juli 2011, raut-raut lelah menyisakan waktu buat mereka. Berkendara besi ajak silaturrahmi. Diantara mereka yang terlelap dan tidak sempat datang melihat kaum muda berjuang.

Bermimpi forum penuh dialektika tajam. Mengupas kebenaran, kejujuran dan keadilan secara tuntas. Melihat mereka berproses dalam bingkai demokrasi. ternyata itu hanya mimpi.

Brakkk.... kursi melayang. Sang peserta pun dikeluarkan. Lebur diantara butanya pimpinan sidang dan arogansi pimpinan organisasi.

Kala berada diluar kegiatan, pimpinan organisasi mengusir beberapa kader-kadernya karena dianggap membuat onar. Benarkah mereka membuat onar?? Baru kali ini penulis melihat pemimpin yang begitu penakut dan penuh kebohongan.


 

01 July 2011

Jerih Waktu Kaca Mata

Penglihatan mulai pudar, tergerus kelopak yang menajam tinta hitam. Serius hujan tak jadi masalah, terik kemarau bukan saatnya mengeluh. Kulaju detak motor tanpa kopling rasa takut.

Pagi dalam belahan bumi. Mata sayu kantuk terendam dingin kota Malang. Satu jam saja karena pagi begitu lenggang. Seutas harap akan terselesainya tiga semester mulai tampak meski aral berlahan mulai menengok ke tiang pikiran.

Perjalanan mulus halus perantara kegiatan terselesaikan. Kaca mata terbungkus, dan serius cair di lautan kopi. Langit mulai redup dan siang tadi jadi kenangan. Semua hanya menjadi cerita dan foto-foto bukti perjalanan.

Resiko ada, dan akan selalu ada. kenapa mesti takut, hadapi dengan selaras sejati pikiran dan hati.