Al-Furqon 7 Juli 2011, raut-raut lelah menyisakan waktu buat mereka. Berkendara besi ajak silaturrahmi. Diantara mereka yang terlelap dan tidak sempat datang melihat kaum muda berjuang.
Bermimpi forum penuh dialektika tajam. Mengupas kebenaran, kejujuran dan keadilan secara tuntas. Melihat mereka berproses dalam bingkai demokrasi. ternyata itu hanya mimpi.
Brakkk.... kursi melayang. Sang peserta pun dikeluarkan. Lebur diantara butanya pimpinan sidang dan arogansi pimpinan organisasi.
Kala berada diluar kegiatan, pimpinan organisasi mengusir beberapa kader-kadernya karena dianggap membuat onar. Benarkah mereka membuat onar?? Baru kali ini penulis melihat pemimpin yang begitu penakut dan penuh kebohongan.
09 July 2011
01 July 2011
Jerih Waktu Kaca Mata
Penglihatan mulai pudar, tergerus kelopak yang menajam tinta hitam. Serius hujan tak jadi masalah, terik kemarau bukan saatnya mengeluh. Kulaju detak motor tanpa kopling rasa takut.
Pagi dalam belahan bumi. Mata sayu kantuk terendam dingin kota Malang. Satu jam saja karena pagi begitu lenggang. Seutas harap akan terselesainya tiga semester mulai tampak meski aral berlahan mulai menengok ke tiang pikiran.
Perjalanan mulus halus perantara kegiatan terselesaikan. Kaca mata terbungkus, dan serius cair di lautan kopi. Langit mulai redup dan siang tadi jadi kenangan. Semua hanya menjadi cerita dan foto-foto bukti perjalanan.
Resiko ada, dan akan selalu ada. kenapa mesti takut, hadapi dengan selaras sejati pikiran dan hati.
Pagi dalam belahan bumi. Mata sayu kantuk terendam dingin kota Malang. Satu jam saja karena pagi begitu lenggang. Seutas harap akan terselesainya tiga semester mulai tampak meski aral berlahan mulai menengok ke tiang pikiran.
Perjalanan mulus halus perantara kegiatan terselesaikan. Kaca mata terbungkus, dan serius cair di lautan kopi. Langit mulai redup dan siang tadi jadi kenangan. Semua hanya menjadi cerita dan foto-foto bukti perjalanan.
Resiko ada, dan akan selalu ada. kenapa mesti takut, hadapi dengan selaras sejati pikiran dan hati.
17 June 2011
Pelantun Nada Sederhana
Riuh gelombang tak berbahasa, mengejar asa yang tertunda.
Begitu utara simbol egaliter, dan selatan menjadi sunyi. Nampak rona bahagia, dalam kelam masa yang tak pernah bersahabat.
Satukan idealis dalam sahaja damai. Bertindak dan bergerak selalu tanpa batas. Pergerakan takkan pernah mati. Usang jika saja meluap dengan diam.
Lontarkan perisaimu. Lepaskan otak. Gunakan suci. Bergegaslah sejati. Akhir detik yang melaju. Aku disisimu selalu wahai sederhana.
Begitu utara simbol egaliter, dan selatan menjadi sunyi. Nampak rona bahagia, dalam kelam masa yang tak pernah bersahabat.
Satukan idealis dalam sahaja damai. Bertindak dan bergerak selalu tanpa batas. Pergerakan takkan pernah mati. Usang jika saja meluap dengan diam.
Lontarkan perisaimu. Lepaskan otak. Gunakan suci. Bergegaslah sejati. Akhir detik yang melaju. Aku disisimu selalu wahai sederhana.
27 May 2011
Lintas Perubahan
Menuangkan waktu dalam pijak pe-ubah. Perubahan adalah kepastian, tantangan bukan lagi harap. Bercandu dengan fitrah alam yang senantiasa memberikan segala terapi jiwa.
Langit tak pernah mengeluh, begitupun dengan bumi yang selaras dengan rotasi. Pergerakan sayu apabila sendiri.
Sinar-sinar saat gelap telah beranjak datang. Mengelupaskan persendian ketakutan. Merengkuh keikhlasan apa yang diberikan Pencipta Mahakarya Alam Semesta.
Sejatinya manusia berada pada lintas perubahan. Begitupun dengan aku.
Langit tak pernah mengeluh, begitupun dengan bumi yang selaras dengan rotasi. Pergerakan sayu apabila sendiri.
Sinar-sinar saat gelap telah beranjak datang. Mengelupaskan persendian ketakutan. Merengkuh keikhlasan apa yang diberikan Pencipta Mahakarya Alam Semesta.
Sejatinya manusia berada pada lintas perubahan. Begitupun dengan aku.
Subscribe to:
Posts (Atom)