Minggu, 27 februari 2011. Pagi berdegup melintasi sahaja waktu. Melewati dua makam Presiden Indonesia, dari sang revolusioner ke pembaharu perubahan nusantara. Tujuh dalam satu mobilitas dan tujuan yang sama.
Ini waktu yang terlewati begitu saja, cepat, tanpa aral dan penuh harapan. Saat yang dinanti bagi kehidupan yang baru. Kehidupan yang menjadi fitrah anak manusia dalam melanjutkan hidupnya.
Hanya berdasar keyakinan dan niat baik. Itu saja.
02 March 2011
Persinggahan Ikat Suci
11 February 2011
Hijau Bumi Nusantara
Simbol hijau nan suci, bersikeras dengan kedamaian dinamisasi liberal. Pergolakan Nusantara kini memainkan peranan politis angkuh. Berjibaku dalam rana kuasa dan berkata:"Yang kuasa yang dapat makan". Sebuah slogan bagi serigala berparas monyet.
Bumi sudah tak kuasa menahan amarah sang suci. Satu persatu darah mulai berceceran. Konflik etnis, agama menjadi lumbung para politisi busuk untuk menjadi pahlawan. Kaum intelektual mulai mencari jalan aman, dan membersihkan kotoran yang berlumpur tai anjing.
Indonesia butuh tatanan baru. Butuh kualitas kejujuran. Butuh simbol kebenaran. Dan Indonesia tidak butuh orang pengecut berparas suci.
Sebuah refleksi tentang Nusantara. Menggagas wajah baru, Indonesia yang penuh dengan nilai-nilai tradisi dan kekuatan NKRI.
Bumi sudah tak kuasa menahan amarah sang suci. Satu persatu darah mulai berceceran. Konflik etnis, agama menjadi lumbung para politisi busuk untuk menjadi pahlawan. Kaum intelektual mulai mencari jalan aman, dan membersihkan kotoran yang berlumpur tai anjing.
Indonesia butuh tatanan baru. Butuh kualitas kejujuran. Butuh simbol kebenaran. Dan Indonesia tidak butuh orang pengecut berparas suci.
Sebuah refleksi tentang Nusantara. Menggagas wajah baru, Indonesia yang penuh dengan nilai-nilai tradisi dan kekuatan NKRI.
25 January 2011
Beriak Telaga Sunyi
Embun pada getah nadi memerah
Terasing pada luapan air
Bengalir diantara dedaunan
Bersua kejujuan
Sampaikan salamku pada kebenaran
Telaga hening rumahku
Sunyi tanpa batas
Beriak tatkala bingkai kebohongan membumi
Terasing pada luapan air
Bengalir diantara dedaunan
Bersua kejujuan
Sampaikan salamku pada kebenaran
Telaga hening rumahku
Sunyi tanpa batas
Beriak tatkala bingkai kebohongan membumi
18 January 2011
Batas Putih
Pergolakan nusantara mulai berintrik. Sikut sana sikut sini. Diterpa dihancurkan koruptor. Nusantara bertahankah?
Manusia mulai men-Tuhankan kertas-kertas. Jabatan dan status jadi Surga. Mobil mewah dan pelesir Eropa jadi Tujuan. Harapan rakyat hanya ada dimimpi. Nusantara bertahankah?
Fenomena gila ada dimana-mana. Mulai muncul kebenaran baru dari lubang kemunafikan. Nusantara bertahankah?
Saudara kita sangat mencintai perang. Konflik disengaja, konflik yang penuh senyum durhaka. Sampai ada konsep manajemen konflik. Nusantara Bertahankah?
Gerakan regresif, penuh korelasi tanpa perlakuan atau percobaan tidak ada lagi yang berani. Manusia mencari titik aman, seperti mencari hidup panjang. Sehingga menghalalkan kekayaan atas nama individu, dan yang tertindas dan miskin maa bodoh. Nusantara bertahankah?
Batas putih harus ditegakkan. Bersuaralah dengan lantang akan kebenaran. Perjuangkan sendi-sendi kaum marginal dan kaum tertindas. Berkatalah pada dunia bahwa ini NUSANTARA, negara para dewa Kebaikan.
Manusia mulai men-Tuhankan kertas-kertas. Jabatan dan status jadi Surga. Mobil mewah dan pelesir Eropa jadi Tujuan. Harapan rakyat hanya ada dimimpi. Nusantara bertahankah?
Fenomena gila ada dimana-mana. Mulai muncul kebenaran baru dari lubang kemunafikan. Nusantara bertahankah?
Saudara kita sangat mencintai perang. Konflik disengaja, konflik yang penuh senyum durhaka. Sampai ada konsep manajemen konflik. Nusantara Bertahankah?
Gerakan regresif, penuh korelasi tanpa perlakuan atau percobaan tidak ada lagi yang berani. Manusia mencari titik aman, seperti mencari hidup panjang. Sehingga menghalalkan kekayaan atas nama individu, dan yang tertindas dan miskin maa bodoh. Nusantara bertahankah?
Batas putih harus ditegakkan. Bersuaralah dengan lantang akan kebenaran. Perjuangkan sendi-sendi kaum marginal dan kaum tertindas. Berkatalah pada dunia bahwa ini NUSANTARA, negara para dewa Kebaikan.
Subscribe to:
Posts (Atom)