" Hilang?"
" Dia Menghilang!"
Alam semesta tak terbendung kala amarah lepas dari dasar perut bumi. Menghancurkan segala bentuk peradapan. Meniadakan segala keseimbangan dengan pelampiasan tanpa pandang rona warna-warni kehidupan.
Takluk di atas sajadah. Tangan menengadah ke atas. Memohon ampun pada-Nya.
Satria berdiri dalam bingkai ketidakpastian. Menyesali setiap masa demi masa yang telah berlalu. Menjadi sejarah dalam sebuah masa depan yang bisu. Membuat dirinya terdampar dalam pasir-pasir kenistaan.
Sebuah mimpi dari kereta. Tatkala Satria tersentak oleh berisik pasar tengah kota. Pasar tradisional yang terkikis oleh keberadaan SuperMarket penuh merek. Dalam keberadaannya, pasar ini menjadi simbol perjuangan kaum tirani dalam mempertahankan keutuhan kasih sayang alam semesta. Alam menyediakan semua, dalam merek ke-Esa-an.
13 November 2009
Kereta Satria Part 2
03 November 2009
Ruang Bersekat
Tembok, tembok dan tembok... berseragam, bermoral, berbudi dan beragama katanya. Meniti ketidakpastian dalam ruang bersekat, membosankan. Tapi itu tantangan.
Lima hari dalam seminggu bersama maha guru. Menjalani rutinitas tanpa ruang kebebasan, berusaha tegar dan tersenyum, meski membosankan. Tapi harus tetap semangat.
Hidup tak selamanya berpetualang. Adakalanya berada pada ruang kejemuan. Melihat dan merefleksikan keberadaan. Dan bersyukur dalam keterbatasan, serta ikhlas dalam segala hal.
Lima hari dalam seminggu bersama maha guru. Menjalani rutinitas tanpa ruang kebebasan, berusaha tegar dan tersenyum, meski membosankan. Tapi harus tetap semangat.
Hidup tak selamanya berpetualang. Adakalanya berada pada ruang kejemuan. Melihat dan merefleksikan keberadaan. Dan bersyukur dalam keterbatasan, serta ikhlas dalam segala hal.
01 November 2009
Kereta Satria
Ribuan jarak kilometer ditempuh dalam selang waktu yang berbeda. Mengutarakan apa yang berada dalam kalimat demi kalimat. Menyusuri setinggi perumpamaan kata di pejam kilau cahaya.
Kusampaikan ucap selamat tinggal pada kediaman. Rumah masa kecil yang selaras dengan keadaan pedesaan. Ruang dan waktu yang terus saja berlalu tanpa pernah dimengerti.
Salam yang terjawab, waalaikum salam.
Kusampaikan ucap selamat tinggal pada kediaman. Rumah masa kecil yang selaras dengan keadaan pedesaan. Ruang dan waktu yang terus saja berlalu tanpa pernah dimengerti.
Salam yang terjawab, waalaikum salam.
Perlahan Mengenal Diri
Setiap orang punya potensi dalam mengembangkan segala kreatifitas. Membaur dalam rana sosial dan berprestasi dalam tanggungjawab.
Kemapanan tidak menjamin seseorang itu berhasil. Kecerdasan hanya akan berkarat tatkala keinginan membius dalam langkah sia-sia. Setiap manusia punya kesempatan untuk perubahan hidupnya.
Perlahan difinisi kegalauan akan pedesaan, keterbatasan dan kemiskinan, bukan menjadi halangan seseorang untuk mengejar cita. Bergerak dalam dimensi kebebasan dengan bahasa kejujuran, demi sebuah pencarian arti kehidupan.
Kemapanan tidak menjamin seseorang itu berhasil. Kecerdasan hanya akan berkarat tatkala keinginan membius dalam langkah sia-sia. Setiap manusia punya kesempatan untuk perubahan hidupnya.
Perlahan difinisi kegalauan akan pedesaan, keterbatasan dan kemiskinan, bukan menjadi halangan seseorang untuk mengejar cita. Bergerak dalam dimensi kebebasan dengan bahasa kejujuran, demi sebuah pencarian arti kehidupan.
Subscribe to:
Posts (Atom)